Selain
menguasai materi, guru professional dituntut pula memiliki keterampilan pedagogis
untuk diterapkan dalam pembelajaran. Dengan keterampilan inilah materi pelajaran
akan lebih cepat, tepat, dan mudah diterima oleh peserta didik. Guru pun akan
tampil sebagai sosok yang menyenangkan dan selalu dirindukan kehadirannya di
dalam kelas.
Untuk tujuan
itulah ustadz dan ustadzah (dewan asatidz) menggelar kegiatan rutin berupa
pelatihan keterampilan pedagogis atau mengajar. Salah satunya digelar pada Selasa,
7 Juli 2018, pukul 20.30 WIB – 22.30 WIB, di rumah Ustadzah Musyawaroh,
pengasuh TPA/Madin Darul 'Ulum Asy Syar'iyyah Kalakijo (Kompleks Ingkung Kuali
Gotong Royong). Adapun materi pelatihan yang diberikan pada malam tersebut
adalah strategi pembelajaran active learning “teks acak” dan ice
breaking “Hitam-Hijau”/”Ahmar-Ahdhar”.
Selain pelatihan
keterampilan mengajar, kesempatan tersebut dimanfaatkan juga untuk melakukan
koordinasi dan pembahasan seputar persoalan pembelajaran tahfizh dan diniyyah. Hadir
dalam acara itu: Ustadzah Musyawaroh, Ustadz Sofwan Suhaedi, Ustadz Suradiyono,
Ustadz Busrowi, dan Ustadz H. Samsudin. Materi pelatihan disampaikan oleh Bapak
Irham Sya’roni, S.Pd.I, sekaligus memimpin rapat koordinasi.
Di antara
hasil koordinasi yang pokok adalah:
1.
Mengingat bahwa membaca dan
menulis adalah kemampuan dasar bagi peserta didik, maka target pembelajaran pada beberapa kali pertemuan
awal adalah memaksimalkan pembelajaran membaca dan menulis huruf Arab (untuk
kelas 1 dan 2) dan huruf Arab-Pegon (untuk kelas 3 sampai 6).
2.
Mengingat bahwa program
tahfizh hanya 2 Jam Tugas Mengajar (JTM) maka mutlak dibutuhkan dukungan dan
kerjasama dengan guru kelas serta orang tua peserta didik. Secara praksis, dewan
asatidz menginformasikan kepada guru kelas dan orang tua peserta didik hafalan
apakah yang harus diulang-ulang (muroja’ah) oleh peserta didik, baik di
rumah maupun di kelas. Selain itu, diinformasikan juga hafalan apakah yang akan
diberikan pada pertemuan berikutnya. []
0 komentar: