All Stories

Sabtu, 11 Agustus 2018


Sumber Gambar: http://lppmkreativa.com
Para kiai, santri, dan siswa madrasah diniyah tentu tidak asing dengan huruf Arab-Pegon karena hampir semua materi pelajaran, literatur, serta referensi pembelajaran mereka tidak lepas dari huruf yang khas tersebut. Dengan level yang sedikit berbeda, peserta didik di MI Ma’arif Pijenan juga mendapatkan materi dengan aksara pengantar huruf Arab-Pegon. Untuk itulah kemampuan membaca dan menulis huruf Arab-Pegon mutlak diberikan kepada peserta didik pada awal-awal pertemuan.
Materi membaca dan menulis huruf Arab-Pegon diberikan kepada Kelas 3, Kelas 4, Kelas 5, dan Kelas 6. Adapun Kelas 1 dan Kelas 2 lebih difokuskan untuk belajar membaca dan menulis Iqra’ (huruf Arab). Materi membaca dan menulis huruf Arab-Pegon diharapkan selesai diberikan kepada peserta didik dalam empat kali pertemuan.
Karena keterbatasan peranti, tanda pepet dituliskan secara manual dalam soal. 

-       Pada pertemuan pertama, 28 Juli 2018, dilakukan uji kemampuan peserta didik dalam membaca dan menulis huruf Arab-Pegon. Hasilnya, hampir semua peserta didik mengaku asing dengan huruf tersebut. Guru diniyah kemudian membantu mengenalkan beberapa huruf Pegon kepada peserta didik.
-       Pertemuan kedua,  4 Agustus 2018, guru diniyah memberi materi membaca dan menulis huruf Arab-Pegon sekaligus mengerjakan ulang soal-soal uji kemampuan yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Hasilnya, peserta didik mulai mengerti dan menerapkan huruf-huruf tersebut.
-       Pertemuan ketiga, 11 Agustus 2018, guru diniyah kembali menambahkan materi huruf Arab-Pegon yang belum sempurna tersampaikan pada pertemuan sebelumnya. Hasilnya, peserta didik mulai terampil membaca huruf Arab-Pegon.
-       Pertemuan keempat (terakhir), diharapkan seluruh peserta didik sudah lancar membaca huruf Arab-Pegon, walaupun dengan kemampuan menulis yang belum sempurna. Kemampuan menulis huruf Arab-Pegon akan terus diasah secara berkelanjutan dalam pertemuan-pertemuan berikutnya melalui materi-materi diniyah lainnya.


Salah satu referensi yang secara lengkap dan rinci mengajarkan pedoman menulis huruf Arab-Pegon adalah kitab “al-Itqan Pedoman Maca lan Nulis Arab Pegon” karya Abu Muhammad Ghitraf Danil Birri al-Hasani, diterbitkan oleh penerbit Rafaq Muhda dari Pekalongan. Kitab setebal 31 halaman ini memang detail dan lengkap dalam memberikan pedoman penulisan huruf Arab-Pegon. Namun, dengan beragam pertimbangan, dewan asatidz MI Ma’arif Pijenan hanya menyampaikan hal-hal yang pokok dari buku tersebut, dengan target utama adalah peserta didik dapat membaca literatur berhuruf Arab-Pegon.
Jika Anda tertarik mempelajari kitab tersebut, silakan unduh kitabnya secara gratis di link ini --> https://drive.google.com/file/d/0B4G3pTMZSBIsbE1CM09vYV90REU/view
[]

Menulis Huruf Arab-Pegon

Irham Sya'roni   at  Agustus 11, 2018  No comments


Sumber Gambar: http://lppmkreativa.com
Para kiai, santri, dan siswa madrasah diniyah tentu tidak asing dengan huruf Arab-Pegon karena hampir semua materi pelajaran, literatur, serta referensi pembelajaran mereka tidak lepas dari huruf yang khas tersebut. Dengan level yang sedikit berbeda, peserta didik di MI Ma’arif Pijenan juga mendapatkan materi dengan aksara pengantar huruf Arab-Pegon. Untuk itulah kemampuan membaca dan menulis huruf Arab-Pegon mutlak diberikan kepada peserta didik pada awal-awal pertemuan.
Materi membaca dan menulis huruf Arab-Pegon diberikan kepada Kelas 3, Kelas 4, Kelas 5, dan Kelas 6. Adapun Kelas 1 dan Kelas 2 lebih difokuskan untuk belajar membaca dan menulis Iqra’ (huruf Arab). Materi membaca dan menulis huruf Arab-Pegon diharapkan selesai diberikan kepada peserta didik dalam empat kali pertemuan.
Karena keterbatasan peranti, tanda pepet dituliskan secara manual dalam soal. 

-       Pada pertemuan pertama, 28 Juli 2018, dilakukan uji kemampuan peserta didik dalam membaca dan menulis huruf Arab-Pegon. Hasilnya, hampir semua peserta didik mengaku asing dengan huruf tersebut. Guru diniyah kemudian membantu mengenalkan beberapa huruf Pegon kepada peserta didik.
-       Pertemuan kedua,  4 Agustus 2018, guru diniyah memberi materi membaca dan menulis huruf Arab-Pegon sekaligus mengerjakan ulang soal-soal uji kemampuan yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Hasilnya, peserta didik mulai mengerti dan menerapkan huruf-huruf tersebut.
-       Pertemuan ketiga, 11 Agustus 2018, guru diniyah kembali menambahkan materi huruf Arab-Pegon yang belum sempurna tersampaikan pada pertemuan sebelumnya. Hasilnya, peserta didik mulai terampil membaca huruf Arab-Pegon.
-       Pertemuan keempat (terakhir), diharapkan seluruh peserta didik sudah lancar membaca huruf Arab-Pegon, walaupun dengan kemampuan menulis yang belum sempurna. Kemampuan menulis huruf Arab-Pegon akan terus diasah secara berkelanjutan dalam pertemuan-pertemuan berikutnya melalui materi-materi diniyah lainnya.


Salah satu referensi yang secara lengkap dan rinci mengajarkan pedoman menulis huruf Arab-Pegon adalah kitab “al-Itqan Pedoman Maca lan Nulis Arab Pegon” karya Abu Muhammad Ghitraf Danil Birri al-Hasani, diterbitkan oleh penerbit Rafaq Muhda dari Pekalongan. Kitab setebal 31 halaman ini memang detail dan lengkap dalam memberikan pedoman penulisan huruf Arab-Pegon. Namun, dengan beragam pertimbangan, dewan asatidz MI Ma’arif Pijenan hanya menyampaikan hal-hal yang pokok dari buku tersebut, dengan target utama adalah peserta didik dapat membaca literatur berhuruf Arab-Pegon.
Jika Anda tertarik mempelajari kitab tersebut, silakan unduh kitabnya secara gratis di link ini --> https://drive.google.com/file/d/0B4G3pTMZSBIsbE1CM09vYV90REU/view
[]

Lanjutkan Membaca→

0 komentar:



Selain menguasai materi, guru professional dituntut pula memiliki keterampilan pedagogis untuk diterapkan dalam pembelajaran. Dengan keterampilan inilah materi pelajaran akan lebih cepat, tepat, dan mudah diterima oleh peserta didik. Guru pun akan tampil sebagai sosok yang menyenangkan dan selalu dirindukan kehadirannya di dalam kelas.
Untuk tujuan itulah ustadz dan ustadzah (dewan asatidz) menggelar kegiatan rutin berupa pelatihan keterampilan pedagogis atau mengajar. Salah satunya digelar pada Selasa, 7 Juli 2018, pukul 20.30 WIB – 22.30 WIB, di rumah Ustadzah Musyawaroh, pengasuh TPA/Madin Darul 'Ulum Asy Syar'iyyah Kalakijo (Kompleks Ingkung Kuali Gotong Royong). Adapun materi pelatihan yang diberikan pada malam tersebut adalah strategi pembelajaran active learning “teks acak” dan ice breaking “Hitam-Hijau”/”Ahmar-Ahdhar”.

Selain pelatihan keterampilan mengajar, kesempatan tersebut dimanfaatkan juga untuk melakukan koordinasi dan pembahasan seputar persoalan pembelajaran tahfizh dan diniyyah. Hadir dalam acara itu: Ustadzah Musyawaroh, Ustadz Sofwan Suhaedi, Ustadz Suradiyono, Ustadz Busrowi, dan Ustadz H. Samsudin. Materi pelatihan disampaikan oleh Bapak Irham Sya’roni, S.Pd.I, sekaligus memimpin rapat koordinasi.


Di antara hasil koordinasi yang pokok adalah:
1.     Mengingat bahwa membaca dan menulis adalah kemampuan dasar bagi peserta didik, maka  target pembelajaran pada beberapa kali pertemuan awal adalah memaksimalkan pembelajaran membaca dan menulis huruf Arab (untuk kelas 1 dan 2) dan huruf Arab-Pegon (untuk kelas 3 sampai 6).
2.    Mengingat bahwa program tahfizh hanya 2 Jam Tugas Mengajar (JTM) maka mutlak dibutuhkan dukungan dan kerjasama dengan guru kelas serta orang tua peserta didik. Secara praksis, dewan asatidz menginformasikan kepada guru kelas dan orang tua peserta didik hafalan apakah yang harus diulang-ulang (muroja’ah) oleh peserta didik, baik di rumah maupun di kelas. Selain itu, diinformasikan juga hafalan apakah yang akan diberikan pada pertemuan berikutnya. []


Pelatihan Strategi Pembelajaran Active Learning "Teks Acak"

Irham Sya'roni   at  Agustus 11, 2018  No comments



Selain menguasai materi, guru professional dituntut pula memiliki keterampilan pedagogis untuk diterapkan dalam pembelajaran. Dengan keterampilan inilah materi pelajaran akan lebih cepat, tepat, dan mudah diterima oleh peserta didik. Guru pun akan tampil sebagai sosok yang menyenangkan dan selalu dirindukan kehadirannya di dalam kelas.
Untuk tujuan itulah ustadz dan ustadzah (dewan asatidz) menggelar kegiatan rutin berupa pelatihan keterampilan pedagogis atau mengajar. Salah satunya digelar pada Selasa, 7 Juli 2018, pukul 20.30 WIB – 22.30 WIB, di rumah Ustadzah Musyawaroh, pengasuh TPA/Madin Darul 'Ulum Asy Syar'iyyah Kalakijo (Kompleks Ingkung Kuali Gotong Royong). Adapun materi pelatihan yang diberikan pada malam tersebut adalah strategi pembelajaran active learning “teks acak” dan ice breaking “Hitam-Hijau”/”Ahmar-Ahdhar”.

Selain pelatihan keterampilan mengajar, kesempatan tersebut dimanfaatkan juga untuk melakukan koordinasi dan pembahasan seputar persoalan pembelajaran tahfizh dan diniyyah. Hadir dalam acara itu: Ustadzah Musyawaroh, Ustadz Sofwan Suhaedi, Ustadz Suradiyono, Ustadz Busrowi, dan Ustadz H. Samsudin. Materi pelatihan disampaikan oleh Bapak Irham Sya’roni, S.Pd.I, sekaligus memimpin rapat koordinasi.


Di antara hasil koordinasi yang pokok adalah:
1.     Mengingat bahwa membaca dan menulis adalah kemampuan dasar bagi peserta didik, maka  target pembelajaran pada beberapa kali pertemuan awal adalah memaksimalkan pembelajaran membaca dan menulis huruf Arab (untuk kelas 1 dan 2) dan huruf Arab-Pegon (untuk kelas 3 sampai 6).
2.    Mengingat bahwa program tahfizh hanya 2 Jam Tugas Mengajar (JTM) maka mutlak dibutuhkan dukungan dan kerjasama dengan guru kelas serta orang tua peserta didik. Secara praksis, dewan asatidz menginformasikan kepada guru kelas dan orang tua peserta didik hafalan apakah yang harus diulang-ulang (muroja’ah) oleh peserta didik, baik di rumah maupun di kelas. Selain itu, diinformasikan juga hafalan apakah yang akan diberikan pada pertemuan berikutnya. []


Lanjutkan Membaca→

0 komentar:

Selasa, 07 Agustus 2018


Kanit Binmas Polsek Pandak Iptu Subiantoro menghadiri Wisuda dan Sarah terima siswa siswi kelas VI tahun 2017 / 2018 bertempat di MI Maarif Pijenan Ngeblak Rt.06 Wijirejo, Pandak, Bantul. Sabtu (23/06/2018) jam 09.00 Wib
Kanit Binmas Polsek Pandak Iptu Subiantoro
Hadir dalam giat tersebut Ketua Pengurus MI Kabupaten Bantul Edi Gunawan, M. Pd, Ketua Majelis Wakil Cabang Pandak Suradal , S.Pd, MWC NU Pandak Mualip, Kapolsek Pandak yang diwakili Kanit Binmas IPTU Subiyantara, Kepala Sekolah MI Maarif Pijenan Mugi Slamet, S.Pd, Bhabinkamtibmas Desa Wijirejo Aiptu Suryono, Tokoh Masyarakat, Siswa kelas I sampai dengan VI dan wali murid kurang lebih 300 tamu undangan.
Acara dibuka dengan Dzikir dan Tahlil dipimpin oleh Kaum Rois dusun Ngeblak Bapak Suratman dilanjutkan dengan penyerahan Piagam dan Wisuda hafalan Al Qur' an sebanyak 28 siswa siswi MI Maarif Pijenan oleh Bapak Suradal, S.Pd.
Kapolsek Pandak yang diwakili Kanit Binmas IPTU Subiyantara dalam sambutanya menyampaikan marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat. Kami atas nama Muspika Kecamatan Pandak mengucapkan selamat atas di wisudanya ke 17 siswa siswi kelas 6 MI Ma'arif Pijenan dengan nilai yang memuaskan.

Sekarang ini tidak ada yang namanya sekolah favorit maka carilah sekolah yang berbau agama dan yang terdekat dengan rumah. Mulai hari ini telah tercipta 17 bibit unggul sebagai penerus bangsa yaitu lulusan MI Ma'arif Pijenan, Wijirejo, Pandak, Bantul.
Acara ditutup dengan sambutan dari ketua pengurus MI Kabupaten Bantul Edi Gunawan, M.Pd yang mengatakan bahwa memang benar sekarang ini tidak ada sekolah unggul dan semoga sekolah MI Ma'arif Pijenan bisa bersaing dan menciptakan bibit unggul yang berkualitas. Bahwa sekolah madrasah ini berbasis pendidikan agama dan saya tekankan nilai pendidikan umum tidak ketinggalan minimal menengah ke atas. Kunci sukses hidup di dunia dan akhirat adalah shodaqoh Jariyah , Ilmu yang bermanfaat dan Anak Sholeh yang selalu mendoakan orang tuanyan. (Humas Polsek Pandak)
*) Tulisan ini disalin dari http://www.tribratanewsbantul.com




Kanit Binmas Polsek Pandak Menghadiri Wisuda Siswa Mi Maarif Pijenan

Irham Sya'roni   at  Agustus 07, 2018  No comments


Kanit Binmas Polsek Pandak Iptu Subiantoro menghadiri Wisuda dan Sarah terima siswa siswi kelas VI tahun 2017 / 2018 bertempat di MI Maarif Pijenan Ngeblak Rt.06 Wijirejo, Pandak, Bantul. Sabtu (23/06/2018) jam 09.00 Wib
Kanit Binmas Polsek Pandak Iptu Subiantoro
Hadir dalam giat tersebut Ketua Pengurus MI Kabupaten Bantul Edi Gunawan, M. Pd, Ketua Majelis Wakil Cabang Pandak Suradal , S.Pd, MWC NU Pandak Mualip, Kapolsek Pandak yang diwakili Kanit Binmas IPTU Subiyantara, Kepala Sekolah MI Maarif Pijenan Mugi Slamet, S.Pd, Bhabinkamtibmas Desa Wijirejo Aiptu Suryono, Tokoh Masyarakat, Siswa kelas I sampai dengan VI dan wali murid kurang lebih 300 tamu undangan.
Acara dibuka dengan Dzikir dan Tahlil dipimpin oleh Kaum Rois dusun Ngeblak Bapak Suratman dilanjutkan dengan penyerahan Piagam dan Wisuda hafalan Al Qur' an sebanyak 28 siswa siswi MI Maarif Pijenan oleh Bapak Suradal, S.Pd.
Kapolsek Pandak yang diwakili Kanit Binmas IPTU Subiyantara dalam sambutanya menyampaikan marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat. Kami atas nama Muspika Kecamatan Pandak mengucapkan selamat atas di wisudanya ke 17 siswa siswi kelas 6 MI Ma'arif Pijenan dengan nilai yang memuaskan.

Sekarang ini tidak ada yang namanya sekolah favorit maka carilah sekolah yang berbau agama dan yang terdekat dengan rumah. Mulai hari ini telah tercipta 17 bibit unggul sebagai penerus bangsa yaitu lulusan MI Ma'arif Pijenan, Wijirejo, Pandak, Bantul.
Acara ditutup dengan sambutan dari ketua pengurus MI Kabupaten Bantul Edi Gunawan, M.Pd yang mengatakan bahwa memang benar sekarang ini tidak ada sekolah unggul dan semoga sekolah MI Ma'arif Pijenan bisa bersaing dan menciptakan bibit unggul yang berkualitas. Bahwa sekolah madrasah ini berbasis pendidikan agama dan saya tekankan nilai pendidikan umum tidak ketinggalan minimal menengah ke atas. Kunci sukses hidup di dunia dan akhirat adalah shodaqoh Jariyah , Ilmu yang bermanfaat dan Anak Sholeh yang selalu mendoakan orang tuanyan. (Humas Polsek Pandak)
*) Tulisan ini disalin dari http://www.tribratanewsbantul.com




Lanjutkan Membaca→

0 komentar:

Urgensi Pertemuan Ahad Pahing
Salah satu agenda rutin yang digelar MI Ma’arif Pijenan adalah pertemuan atau ijtima’ wali murid setiap Ahad Pahing, pukul 07.00 WIB sampai 08.30 WIB. Ijtima’ ini sangat penting, selain sebagai media berkomunikasi dan silaturahim antara pihak Madrasah dan wali murid, juga sebagai ajang bercurah pendapat; forum koordinasi, sinergi, dan penyampaian informasi; dan tidak kalah penting lagi sebagai majelis siraman rohani.
Melalui ijtima’ ini wali murid bisa berkonsultasi langsung dengan Kepala Madrasah, dewan guru, dan dewan asatidz berkenaan dengan perkembangan pendidikan anak. Melalui forum ini pula semua pihak (baik guru maupun orangtua) akan mendapatkan pencerahan rohani/spiritual, khususnya tentang Islamic parenting (pengasuhan anak dalam perspektif Islam).

Pertemuan Wali Murid Ahad Pahing

Irham Sya'roni   at  Agustus 07, 2018  No comments

Urgensi Pertemuan Ahad Pahing
Salah satu agenda rutin yang digelar MI Ma’arif Pijenan adalah pertemuan atau ijtima’ wali murid setiap Ahad Pahing, pukul 07.00 WIB sampai 08.30 WIB. Ijtima’ ini sangat penting, selain sebagai media berkomunikasi dan silaturahim antara pihak Madrasah dan wali murid, juga sebagai ajang bercurah pendapat; forum koordinasi, sinergi, dan penyampaian informasi; dan tidak kalah penting lagi sebagai majelis siraman rohani.
Melalui ijtima’ ini wali murid bisa berkonsultasi langsung dengan Kepala Madrasah, dewan guru, dan dewan asatidz berkenaan dengan perkembangan pendidikan anak. Melalui forum ini pula semua pihak (baik guru maupun orangtua) akan mendapatkan pencerahan rohani/spiritual, khususnya tentang Islamic parenting (pengasuhan anak dalam perspektif Islam).

Lanjutkan Membaca→

0 komentar:

Kelas 4 MI Ma'arif Pijenan sedang melaksanakan shalat Dhuha


Habituasi atau pembiasaan merupakan proses yang sangat penting dalam pendidikan. Proses pembiasaan ini bertujuan membentuk sikap dan perilaku peserta didik yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang, terus-menerus, dan konsisten sehingga perbuatan atau keterampilan itu benar-benar dikuasai dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Jadi, inti dari proses ini adalah pengulangan, yakni mengulang dan membiasakan suatu tindakan tertentu dalam waktu yang lama.
Habituasi atau pembiasaan ini juga menjadi metode kunci dalam proses pendidikan di MI Ma’arif Pijenan. Salah satunya adalah membiasakan siswa melaksanakan shalat Dhuha secara tertib dan benar. Pembiasaan shalat Dhuha ini dilakukan setiap pagi di bawah bimbingan dan pantauan guru atau ustadz.
Ada dua model pembiasaan yang diterapkan dalam pelaksanaan shalat Dhuha ini. Pertama, seluruh siswa semadrasah melaksanakan shalat Dhuha bersama di halaman madrasah yang dipimpin oleh seorang ustadz. Kedua, siswa melaksanakan shalat Dhuha bersama-sama di kelasnya masing-masing. Model kedua inilah yang diaplikasikan oleh dewan asatidz (guru Program Diniyyah an-Nahdliyyah) setiap pembelajaran pada hari Sabtu.
Selain membiasakan shalat Dhuha, dewan guru dan asatidz juga membimbing dan mengevaluasi siswa dalam mempraktikkan thaharah (wudhu), pembacaan asmaul husna dan doa selepas shalat Dhuha, serta muroja’ah (mengulang) hafalan Juz Amma. Dengan rangkaian pembiasaan ini diharapkan siswa menjadi generasi Qur’ani yang shalih, alim, cendekia, dan ahli ibadah.


Membiasakan Siswa Melaksanakan Shalat Dhuha

Irham Sya'roni   at  Agustus 07, 2018  No comments

Kelas 4 MI Ma'arif Pijenan sedang melaksanakan shalat Dhuha


Habituasi atau pembiasaan merupakan proses yang sangat penting dalam pendidikan. Proses pembiasaan ini bertujuan membentuk sikap dan perilaku peserta didik yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang, terus-menerus, dan konsisten sehingga perbuatan atau keterampilan itu benar-benar dikuasai dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Jadi, inti dari proses ini adalah pengulangan, yakni mengulang dan membiasakan suatu tindakan tertentu dalam waktu yang lama.
Habituasi atau pembiasaan ini juga menjadi metode kunci dalam proses pendidikan di MI Ma’arif Pijenan. Salah satunya adalah membiasakan siswa melaksanakan shalat Dhuha secara tertib dan benar. Pembiasaan shalat Dhuha ini dilakukan setiap pagi di bawah bimbingan dan pantauan guru atau ustadz.
Ada dua model pembiasaan yang diterapkan dalam pelaksanaan shalat Dhuha ini. Pertama, seluruh siswa semadrasah melaksanakan shalat Dhuha bersama di halaman madrasah yang dipimpin oleh seorang ustadz. Kedua, siswa melaksanakan shalat Dhuha bersama-sama di kelasnya masing-masing. Model kedua inilah yang diaplikasikan oleh dewan asatidz (guru Program Diniyyah an-Nahdliyyah) setiap pembelajaran pada hari Sabtu.
Selain membiasakan shalat Dhuha, dewan guru dan asatidz juga membimbing dan mengevaluasi siswa dalam mempraktikkan thaharah (wudhu), pembacaan asmaul husna dan doa selepas shalat Dhuha, serta muroja’ah (mengulang) hafalan Juz Amma. Dengan rangkaian pembiasaan ini diharapkan siswa menjadi generasi Qur’ani yang shalih, alim, cendekia, dan ahli ibadah.


Lanjutkan Membaca→

0 komentar:

IKLAN

Untuk pemasangan iklan, silakan hubungi 085729901900 atau redaksimipijenan@gmail.com

© 2013 MI Ma'arif Pijenan. WP Theme-junkie converted by Bloggertheme9Published..Blogger Templates
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.