Diniyyah
an-Nahdliyyah, yang meliputi program hafalan (tahfizh) Juz ‘Amma dan diniyyah salafiyyah, merupakan program baru di
MI Ma’arif Pijenan. Sebagai program baru tentunya membutuhkan perjuangan dan
koordinasi yang lebih intensif daripada program lainnya yang lebih dulu berjalan
dan mapan. Untuk itulah Dewan Asatidz bersepakat menggelar koordinasi rutin
setiap seminggu sekali. Dalam koordinasi ini, selain membahas persoalan pendidikan
dan pembelajaran, juga menjadi ajang silaturahim antardewan asatidz.
Menyadari
bahwa dunia pendidikan dan pembelajaran yang terus berkembang, dalam koordinasi
mingguan itu disampaikan kuliah singkat dan pelatihan keterampilan pedagogis
untuk para ustadz dan ustadzah. Kuliah singkat dan pelatihan keterampilan
pedagogis diberikan oleh Irham Sya’roni, S.Pd.I selaku Penanggung Jawab dan
Koordinator Program.
Koordinasi Perdana di Ingkung Pak Budi |
Koordinasi
Koordinasi
mutlak dibutuhkan dalam sebuah organisasi. Tanpa koordinasi yang baik, roda
organisasi akan mengalami disharmoni atau ketidakselarasan dalam perputaran dan
perjalanannya. O. Sutisna, dalam Administrasi Pendidikan (1989) mendefinisikan
koordinasi sebagai proses mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-orang,
bahan, dan sumber-sumber lain ke arah maksud-maksud yg telah ditetapkan.
Koordinasi Kedua di Rumah Bapak Irham Sya'roni |
Silaturahim
Kekeluargaan
dan kebersamaan merupakan asas penting suatu sistem organisasi. Pun dalam Program
Diniyyah an-Nahdliyyah, asas kebersamaan dan kekeluargaan menjadi keniscayaan yang
tak boleh diabaikan. Dengan asas ini pulalah koordinasi akan berjalan lebih
luwes dan cair. Koordinasi yang terbangun bukanlah antara atasan dan bawahan, melainkan
antara anggota keluarga sebagai partner kerja. Hubungan yang tercipta pun bukan
hierarkis, melainkan kolektif kolegial. Kekeluargaan dan kebersamaan ini boleh
kita sebut sebagai silaturahim.
Koordinasi di Rumah Ust. H. Syamsuddin |
Pelatihan
Keterampilan Pedagogis
Mayoritas
para ustadz dan ustadzah adalah mutakharrijin (alumnus) pesantren salaf,
yang notabene mereka mempunyai basis keilmuan agama yang mumpuni namun belum
sepenuhnya menguasai keterampilan pedagogis. Oleh karena itulah pelatihan
keterampilan pedagogis mutlak diberikan agar keilmuan yang mumpuni tersebut
dapat tersampaikan dalam pembelajaran secara baik, efektif, dan menyenangkan.
Di
antara materi yang diberikan dalam pelatihan ini adalah metode dan strategi
pembelajaran, keterampilan mengondisikan kelas, keterampilan menarik perhatian
siswa, teknik evaluasi, dan lain-lain.
Pungkasan,
Semoga semua pihak yang terlibat dalam perjuangan memajukan pendidikan Islam di
Indonesia senantiasa mendapat ridha Allah Ta’ala dan dicatat sebagai amal
jariyah mereka semua. Aamiin…
0 komentar: